Established on April 24, 2019, Yayasan Gambut is a non-governmental organization (NGO) focused on the conservation and sustainable management of peatlands, forests, and other wetland ecosystems in Indonesia. Yayasan Gambut envisions supporting the sustainable management of wetland natural resources and other ecosystems through strategic partnerships with various stakeholders and local communities.

Yayasan Gambut’s missions include:

Promoting integrated biodiversity and natural resource management with a focus on community engagement and biodiversity conservation.
Encouraging the protection and sustainable utilization of ecosystems, including forests and wetlands, through integrated management for biodiversity and climate change adaptation.
Enhancing awareness, understanding, capacity building, and partnerships among organizations and sectors to address environmental challenges.
Yayasan Gambut was established to address the challenges of wetland and forest ecosystem degradation in Indonesia, which impact ecological resilience and community well-being. Its strategy focuses on tackling various challenges resulting from climate change and land degradation, ensuring that communities can coexist harmoniously with their environment, enabling ecological and economic aspects to thrive sustainably.

In recent decades, Indonesia has faced increasingly complex environmental challenges across its ecosystems. Natural resource degradation continues to cause ecological, social, and economic losses. Global climate change has made ecosystems—especially wetlands and coastal areas—highly vulnerable to threats such as floods, wildfires, and erosion.

Recognizing the urgency of these issues, Yayasan Gambut was legally established under Notarial Deed No. 11 dated April 24, 2019, regarding the legalization of the legal entity Yayasan Gambut, abbreviated as Gambut, drafted by Notary Nunik Rudiawati, SH., MKN. It was officially recognized by the Indonesian Ministry of Law and Human Rights under Decision No. AHU-0004650.AH.01.04.2019 on the Legalization of the Establishment of Yayasan Gambut.

\
YAYASAN GAMBUT About Yayasan Gambut Year of Establishment: 2019 Location: Bengkalis Regency and Siak Regency, Riau Province

Mission Statement: Supporting the sustainable management of wetland natural resources and other ecosystems through strategic partnerships with various stakeholders and local communities.

Thematic Focus:

Promoting integrated biodiversity and natural resource management with a focus on community engagement and biodiversity conservation. Promoting the protection and sustainable use of ecosystems, including forests and wetlands, with an emphasis on integrated management for biodiversity and climate change. Raising awareness, understanding, capacity, and partnerships among various organizations and sectors to address environmental issues.

\
IMPACT
A total of 7,926 people from 7 community groups, 15 local governments, and 7 institutions have benefited directly and indirectly.
25 fire prevention and community economic development activities have been conducted, benefiting 12 villages.
6 villages in Bengkalis Regency and 1 village in Siak Regency have received assistance in conducting revegetation.
13,000 seedlings have been nurtured, and 5,000 trees have been planted.
A total of 35,366 tree seedlings have been planted across 89 hectares of revegetation areas.
Development of local products such as Liberica coffee, processed red ginger, natural fabric dyes, and innovative pineapple-based products, either for distribution or to create new supply chains.
ABOUT BENGKALIS REGENCY
Forest Cover: Located within the Giam Siak Kecil Bukit Batu (GSK BB) landscape, spanning across Siak, Pelalawan, Bengkalis, and Dumai Regencies, as well as the Kampar Peninsula landscape in Siak and Pelalawan Regencies.

Forest Area: 577,367 hectares
Causes of Deforestation: Illegal logging, forest fires, and land clearing.

Population: 335,797 people
Livelihoods: Farmers, fishermen, entrepreneurs.
Indigenous Communities: Melayu, Minangkabau, Javanese, Batak, Banjar ethnic groups.

Yayasan Gambut yang berdiri pada 24 April 2019 merupakan lembaga swadaya masyarakat yang berfokus pada pelestarian dan pengelolaan berkelanjutan lahan gambut, hutan, dan ekosistem lahan basah lain di Indonesia. Yayasan Gambut memiliki visi mendukung pengelolaan sumber daya alam lahan basah dan ekosistem lain yang berkelanjutan melalui kemitraan strategis dengan berbagai pemangku kepentingan dan masyarakat lokal. Misi-misi Yayasan Gambut adalah mempromosikan pengelolaan terpadu keanekaragaman hayati dan sumber daya alam dengan fokus pada keterlibatan masyarakat dan konservasi keanekaragaman hayati; Mempromosikan perlindungan dan pemanfaatan berkelanjutan dari ekosistem, termasuk hutan dan lahan basah, dengan manajemen terpadu untuk keanekaragaman hayati dan perubahan iklim; Meningkatkan kesadaran, pemahaman, kapasitas, serta kemitraan antar organisasi dan sektor untuk mengatasi masalah lingkungan. Yayasan Gambut didirikan dengan tujuan untuk menjawab tantangan degradasi ekosistem lahan basah dan hutan di Indonesia yang berdampak pada ketahanan ekologi dan kesejahteraan masyarakat. Strategi Yayasan Gambut adalah mengatasi berbagai tantangan sebagai dampak dari perubahan iklim dan degradasi lahan, agar masyarakat dapat hidup selaras dengan lingkungan, sehingga aspek ekologi dan ekonomi dapat berjalan berdampingan secara berkelanjutan. Dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia menghadapi tantangan lingkungan yang semakin kompleks di setiap ekosistem yang ada. Degradasi sumber daya alam  terus terjadi yang menyebabkan kerugian ekologis, sosial dan ekonomi. Perubahan iklim global membuat kondisi ekosistem terutama di lahan basah dan kawasan pesisir menjadi sangat rentan terhadap ancaman seperti banjir, kebakaran, serta abrasi.

Menyadari urgensi atas kondisi yang terjadi maka Yayasan Gambut didirikan dengan Akta Notaris Nomor 11 Tanggal 24/04/2019 tentang Pengesahan badan Hukum Yayasan Gambut disingkat Gambut dibuat oleh Notaris Nunik Rudiawati, SH.,MKN, Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-0004650.AH.01.04. Tahun 2019 tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum Yayasan Gambut.

\
YAYASAN GAMBUT Tentang Yayasan Gambut Tahun Berdiri: 2019 Lokasi: Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak, Provinsi Riau Pernyataan Misi: Mendukung pengelolaan sumber daya alam lahan basah dan ekosistem lain yang berkelanjutan melalui kemitraan strategis dengan berbagai pemangku kepentingan dan masyarakat lokal. Fokus Tematik:


1. Mempromosikan pengelolaan terpadu keanekaragaman hayati dan sumber daya alam dengan fokus keterlibatan masyarakat dan konservasi keanekaragaman hayati;
2. Mempromosikan perlindungan dan pemanfaatan berkelanjutan dari ekosistem termasuk hutan dan lahan basah dengan fokus pada manajemen terpadu untuk keanekaragaman hayati dan perubahan iklim; dan
3. Meningkatkan kesadaran, pemahaman dan kapasitas serta kemitraan antara berbagai organisasi dan sektor untuk mengatasi masalah lingkungan.

   
   DAMPAK
   Sebanyak 7.926 orang dari 7 kelompok masyarakat, 15 pemerintah daerah, 7 lembaga sebagai penerima manfaat langsung dan tidak langsung.
   Sebanyak 25 bentuk kegiatan pencegahan kebakaran dan peningkatan ekonomi masyarakat dan 12 desa mendapatkan manfaat program.
   Sebanyak 6 desa di Kabupaten Bengkalis dan 1 desa di Kabupaten Siak telah didampingi untuk melakukan revegetasi.
   Pembibitan sejumlah 13.000 bibit dan penanaman sejumlah 5.000 pohon
   Total 35.366 bibit pohon tertanam di area revegetasi seluas 89 hektar.
   Pengembangan produk lokal kopi liberika, olahan jahe merah, pewarna kain alami dan inovasi produk olahan nanas untuk distribusi atau membuat rantai pasokan baru
   TENTANG KABUPATEN BENGKALIS
   Tutupan hutan terhitung berada di lanskap Giam Siak Kecil Bukit Batu (GSK BB) di Kabupaten Siak, Pelalawan, Bengkalis dan Dumai, serta lanskap Semenanjung Kampar yang berada di Kabupaten Siak dan Pelalawan.
   Luas Hutan: 577.367 ha.
   Penyebab Deforestasi: Penebangan Liar, Kebakaran Hutan, Pembukaan Lahan
   Jumlah Populasi: 335.797 jiwa
   Mata Pencaharian: Petani, Nelayan, Wiraswasta
   Masyarakat Adat: Suku Melayu, Minang, Jawa, Batak, Banjar

\


Yayasan Gambut

About Member