Wahana Tani Mandiri (WTM) was established to empower and assist small and marginalized communities, especially farmers, in the Sikka District in overcoming low agricultural production and ecological degradation problems.

\
Climate change worsens agricultural productivity, and ecological degradation makes it difficult for local communities to adapt to its impacts in Sikka District. This situation leads to food scarcity and affects the standard of living of local communities. WTM has implemented various measures to address this problem, including encouraging organic farming and sustainable fisheries. WTM focuses on empowering and assisting farmers and fishermen using the approach of people-led development, where farmers and fishermen are at the center of the development process.

\
In every activity, WTM pays attention to community participation, starting from planning and implementation and monitoring and evaluating every activity carried out. This working principle is based on the organization's perspective, which does not view society as an "empty bottle that needs to be filled" but as a collective of people with potential that should be nurtured to grow. The vision of WTM is to build "independent farming communities." They realize this vision through: "developing people’s mindsets and independence and increasing the farming ability to improve their standard of living while still maintaining environmental sustainability."

\
Since its establishment in 1996, WTM has contributed significantly to society through its programs, including:


 1. Development of drinking water in Renggarasi and Loke Villages, Tanawawo Sub-district in 1997.
 2. Development of Village Medium Term Development Plans (RPJMDes) in 8 sub-districts in Sikka District in 2003.
 3. Improving the quality of agricultural labor in 2007-2008.
 4. Sustainable agriculture through the development of integrated farming businesses in 2005 - 2006.
 5. Disaster Risk Reduction in 2 schools, MIS Wuring in Alok Barat Sub-district and SDK Maumere 2 in Alok Sub-district.
 6. The " Unwilling for Them to be Hungry” (“*Tak Rela Mereka Lapar”*) program in 5 villages in Sikka District focuses on developing food sovereignty.
 7. Development of integrated farming businesses in 1999-2001 involving 941 members who were members of 84 farmer groups in 9 villages in the Paga Sub-district area, namely Paga, Mbengu, Wolowiro, Korobhera, Bhera, Wolodhesa, Dobo, Gera and Mauloo Villages.
 8. Capacity building program for farming communities to adapt to climate change through a conservation-based farming approach.
 9. Improved ecosystem management and livelihood sources around Mount Egon in Flores. Community forest development, agricultural development, conservation, natural resource management studies, and policy advocacy are the activities developed.
10. Right to food program *in Sikka District, advocacy and strengthening the capacity of female fisherfolk in 7 fishing communities* in 2016-2018.
11. Sustainable agricultural development program in Sikka District.
12. *Synergy Program for Strengthening Institutional Capacity and Increasing Community-Based Restoration in Sikka District, 2023-2024.*

\
In addition to the field program, WTM established a Field School Center named PUSKOLAP JIRO JARO to implement educational training and a study center. Various training and study activities were carried out to strengthen the programs implemented and achieve WTM's vision and mission.

\
WTM succeeded in developing community farming businesses by providing intensive technical assistance for local communities. Local farmers know their potential and can independently manage their gardens to produce food, vegetables, and cash crops. More farmers adopt organic farming techniques, including organic fertilizers and pesticides, in their farming businesses. Furthermore, WTM has also succeeded in promoting the strengthening of female fisherfolk and increasing supervision of government policies that support fishermen.

 \n WTM's efforts have been directed at realizing its perpetual big dream:*INCREASING FARMERS' INCOME and* FOOD SOVEREIGNTY. WTM strongly believes that food sovereignty, both in the Sikka district and other areas, can be achieved by encouraging and providing opportunities and increasing the capacity of local communities to grow continuously.

Wahana Tani Mandiri (WTM) dibentuk untuk melakukan pemberdayaan dan pendampingan terhadap petani kecil dan terpinggirkan di Kabupaten Sikka, khususnya dalam mengatasi rendahnya produksi pertanian dan kerusakan ekologi. Terbatasnya akses petani terhadap berbagai fasilitas untuk meningkatkan produksi dan tingkat kerusakan lingkungan akibat penggundulan hutan dan intervensi pembangunan yang salah adalah masalah-masalah krusial di Sikka. Belakangan ini, dampak perubahan iklim turut memperparah produksi pertanian dan daya dukung lingkungan di Kabupaten Sikka.

\
Semua persoalan ini pada akhirnya menyebabkan kelangkaan pangan yang kemudian mempengaruhi taraf hidup masyarakat setempat. Berbagai upaya pun dilakukan untuk mengatasi persoalan ini, salah satunya yaitu dengan mendorong pertanian organik dan perikanan yang berkelanjutan. Itulah sebabnya, WTM fokus melakukan pemberdayaan dan pendampingan terhadap kader tani dan nelayan menuju pada konsep *People Led Development* (PLD) yaitu pembangunan yang dipimpin oleh rakyat — petani dan nelayan.

\
Dalam setiap kegiatan, WTM selalu menggalang partisipasi masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi kegiatan. Prinsip kerja tersebut berlandaskan pada cara pandang Organisasi yang selalu memandang masyarakat, bukan “botol kosong yang perlu diisi”, melainkan sebagai kumpulan orang-orang berpotensi yang harus didorong dan diberi kesempatan untuk berkembang. Hal ini sejalan dengan visi dari WTM itu sendiri yaitu menciptakan komunitas “masyarakat tani yang mandiri.” Adapun visi tersebut dipercaya dapat terwujud melalui misi berikut: “mengembangkan pola pikir, sikap kemandirian dan kemampuan masyarakat tani baik laki-laki maupun perempuan untuk memperbaiki  taraf hidup dengan memperhatikan  kelestarian  lingkungan.”

\
Sejak berdiri pada tahun 1996, WTM sudah berkontribusi secara signifikan kepada masyarakat melalui program-program yang dijalankannya, diantaranya:


 1. Pengembangan air minum di Desa Renggarasi dan Desa Loke, Kecamatan Tanawawo pada tahun 1997.
 2. Pengembangan Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Desa (RPJMDes) di 8 kecamatan di Kabupaten Sikka pada tahun 2003.
 3. Peningkatan kualitas tenaga kerja pertanian pada tahun 2007-2008.
 4. Pertanian berkelanjutan melalui pengembangan usaha tani terpadu di tahun 2005 - 2006.
 5. Pengurangan Resiko Bencana pada 2 sekolah yaitu MIS Wuring di Kecamatan Alok Barat dan SDK Maumere 2 di Kecamatan Alok.
 6. Program “Tak Rela Mereka Lapar” di 5 desa di Kabupaten Sikka yang fokus terhadap pengembangan kedaulatan pangan.
 7. Pengembangan usaha tani terpadu pada tahun 1999-2001 yang melibatkan 941 anggota yang tergabung dalam 84 kelompok tani di 9 desa dalam wilayah Kecamatan Paga yakni Desa Paga, Mbengu, Wolowiro, Korobhera, Bhera, Wolodhesa, Dobo, Gera dan Desa Mauloo.
 8. Program peningkatan kapasitas masyarakat tani dalam adaptasi perubahan iklim lewat pendekatan usaha tani berbasis konservasi.
 9. Peningkatan manajemen ekosistem dan sumber penghidupan di sekitar gunung Egon di Flores. Kegiatan yang dikembangkan yaitu pengembangan hutan kemasyarakatan, pengembangan pertanian, konservasi, studi pengelolaan sumber daya alam, dan advokasi kebijakan.
10. Program hak atas pangan, di Kabupaten Sikka, advokasi dan penguatan kapasitas  perempuan nelayan di 7 komunitas nelayan di tahun 2016-2018.
11. Program Darurat Pangan untuk Desa Done, Kabupaten Sikka dimana pada 2020, 37 KK mengalami kehabisan stok pangan dan mengkonsumsi ubi hutan.
12. Program Pemberdayaan Komunitas dalam respon terhadap COVID 19 tahun 2020, yang dikembangkan dalam bentuk penyuluhan pertanian dalam memperkuat ketahanan masyarakat Menghadapi dampak COVID.
13. Program pengembangan pertanian berkelanjutan di Kabupaten Sikka, tahun 2020-2022.
14. Program Sinergitas Penguatan Kapasitas Kelembagaan dan Peningkatan Restorasi Berbasis Masyarakat di Kabupaten Sikka, tahun 2023-2024.

\
Selain program lapangan, WTM mendirikan sebuah Pusat Sekolah Lapangan (PUSKOLAP) yang diberi nama PUSKOLAP JIRO JARO sebagai tempat untuk melakukan pendidikan latihan dan pusat kajian. Berbagai kegiatan pelatihan  dan kajian dilakukan untuk memperkuat program demi pencapaian visi misi WTM. Beberapa jaringan organisasi tani regional dan global ikut memberikan kontribusi dalam penguatan PUSKOLAP yang turut memperkaya strategi organisasi.

\
WTM telah berhasil mengembangkan usaha tani masyarakat dan menyadarkan petani akan potensi yang dimiliki. Kesadaran itu mendorong mereka untuk mengembangkan pangan dan hortikultura serta tanaman perkebunan. Untuk mendukung kemandirian petani, WTM telah mendorong semakin banyak petani untuk membuat dan menggunakan pupuk serta pestisida organik. Sejalan dengan strategi di tingkat petani, WTM juga berhasil mendorong penguatan perempuan nelayan dan peningkatan pengawalan kebijakan pemerintah yang berpihak kepada nelayan.

\
Semua upaya yang dilakukan oleh WTM selama ini adalah untuk mewujudkan apa yang menjadi mimpi besar organisasi ini sejak lama, yaitu PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI DAN KEDAULATAN PANGAN. WTM sangat meyakini bahwa kedaulatan pangan, baik di Kabupaten Sikka maupun di daerah lainnya, dapat dicapai dengan mendorong dan memberikan peluang serta meningkatkan kapasitas masyarakat setempat untuk lebih berkembang.

thumbnail

icon

brosur-eng-1

brosur-eng-2

Wahana Tani Mandiri (WTM)

About Member