The Mentawai Indigenous peoples established Citra Mandiri Mentawai (YCMM) in 1995 to create a resilient, independent, and sustainable Mentawai community (MENTAWAI MANTAB). The establishment of this grassroots organization was driven by the belief that community welfare and the sustainability of the earth's future can be achieved without exploiting natural resources and violating human rights. Protecting forests that Indigenous peoples have depended on for generations is the key.

\
The Mentawai Islands have great natural resource potential that should be managed appropriately. Currently, Mentawai has 300,598 hectares of Permanent Production Forest (HP) and Conversion Production Forest (HPK) and 119,000 hectares of areas for non-forest activities (APL). Apart from that, it also has a coastline of 6,000 km. The forests are threatened by deforestation. Forests with economic, religious, cultural, health, food, and social functions will disappear if the rate of deforestation and habitat destruction cannot be controlled. Thus, YCMM makes every effort to increase environmental awareness and encourage forest protection and human rights, especially for local communities.

\
YCMM, in realizing MENTAWAI MANTAB, makes gender justice and social inclusion the main foundation. They carry out policy advocacy, capacity building, local product development, and expanding a new narrative of “Sustainable Mentawai.” Apart from that, YCMM adheres to the "Trisakti" as YCMM constantly collaborates with various parties with goals that align with the organization, from designing various ideas to making a social impact. Second, YCMM always places Indigenous peoples and local communities as the main actors. Third, YCMM always works wholeheartedly and enthusiastically to achieve extraordinary results that exceed expectations. \n 

Since its inception, YCMM has consistently been at the forefront of protecting natural resources from the destruction and marginalization of Indigenous and local communities from their living spaces. They continuously voice the importance of forest sustainability and the existence of Indigenous and local communities. Their various efforts have not always been successful, but this has never dampened YCMM's enthusiasm for realizing their vision since its establishment. Their enthusiasm makes their achievement possible, including:


1. protecting 237,701 hectares of forests and lands from the exploitation of timber and oil palm plantations;
2. revoking 1 Forest Concession Rights (HPH) permit, 30 timber utilization and oil palm plantation licenses inside Siberut forests;
3. advocating the issuance of district regulations to protect forests and Indigenous Peoples, namely: i) Head District’s Instruction No. 1 of 2016 on Protection of the Rights of the Mentawai Customary Community in the Management of Natural Resources, ii) District Regulation no. 11 of 2017 on Recognition and Protection of *Uma* as a Customary Community Unit; iii) Head District’s Regulation no. 12 of 2019 on Implementing Regulations for Regional Regulation no. 11 of 2017 on Recognition and Protection of *Uma* as a Customary Community Unit, iv) Head District's Decree on the Education of Local Content of Mentawai Culture in Elementary Schools; v) 12 Head District's Decrees to formalize the Indigenous Peoples group identities. YCMM has also successfully advocated legal products related to environmental management at the village level. One of them is the Sinaka Village Regulation on Sustainable Management of Traditional Fisheries.
4. advocating law enforcement against illegal logging and corruption in the forestry sector.
5. educating school-age children in Indigenous Peoples who experience social exclusion due to the choice to remain in their customary territories and
6. managing a local news site, __[mentawaikita.com](http://mentawaikita.com)__
7. maintaining the security of rights and protection of traditional fishing habitat covering an area of ​​3,000 ha together with fishermen in Sinaka village.

\
In the end, the presence of YCMM in the Mentawai Islands brings hope among Indigenous Peoples and local communities for the protection of forests and customary rights. With all its efforts and achievements, YCMM desires to see Indigenous Mentawaians to have full sovereignty over their ancestral land. The government, as a state authority, is expected to be present to realize such a big aspiration.

YCMM dibentuk pada tahun 1995, sebagai respon atas eksploitasi dan pelanggaran hak-hak Masyarakat Adat Mentawai. Lembaga ini bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Mentawai yang Tangguh, Mandiri dan Berkelanjutan (MENTAWAI MANTAB) berkeadilan gender dan inklusi. Para pendirinya meyakini bahwa kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan masa depan bumi dapat tercapai dengan pengelolaan alam yang lestari tanpa merusak sumber daya alam dan melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Upaya perlindungan alam ini menjadi sangat penting mengingat penghidupan masyarakat adat di wilayah tersebut secara turun temurun bergantung pada hutan.

\
Kepulauan Mentawai memang memiliki potensi sumber daya alam yang besar, akan tetapi potensi ini akan menjadi sia-sia jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Saat ini, Mentawai memiliki 300.597,69 ha Hutan Produksi Tetap (HP) dan Hutan Produksi yang dapat Dikonversi (HPK) serta 119.000 ha Areal Penggunaan Lain (APL). Selain itu juga memiliki garis pantai sepanjang 6.000 km. Namun, hutan dan pesisir dengan segala fungsi ekonomi, religi, kesehatan, pangan dan sosial budayanya, terancam hilang dan rusak, jika laju deforestasi dan kerusakan habitat tidak dikendalikan. Itulah sebabnya, YCMM berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan kepedulian akan lingkungan dan mendorong perlindungan hutan serta hak asasi manusia, khususnya masyarakat lokal.

\
Dalam mewujudkan MENTAWAI MANTAB, YCMM menjadikan keadilan gender dan inklusi sosial sebagai fondasi utama gerakan. Fondasi itu ditindaklanjuti melalui advokasi kebijakan, peningkatan kapasitas, pengembangan produk lokal, dan perluasan narasi baru "Mentawai yang berkelanjutan". Selain itu, YCMM berpegang teguh pada “Trisakti” yang digagas oleh para anggota, yaitu pertama, YCMM senantiasa berkolaborasi dengan berbagai pihak yang memiliki tujuan yang sejalan dengan Organisasi mulai dari merancang berbagai gagasan hingga memberi dampak secara sosial. Kedua, YCMM senantiasa menempatkan masyarakat adat dan masyarakat lokal sebagai aktor utama. Ketiga, YCMM senantiasa bekerja dengan hati dan semangat yang tinggi untuk mencapai hasil yang luar biasa serta melampaui harapan semua orang.

\
Lebih lanjut, sejak awal pendiriannya, YCMM secara konsisten menjadi garda terdepan dalam membentengi sumber daya alam dari pengrusakan serta peminggiran masyarakat adat maupun masyarakat lokal dari ruang hidupnya. Hal tersebut dilakukan dengan terus menerus menyuarakan pentingnya keberlangsungan hutan, pesisir dan eksistensi masyarakat adat maupun lokal serta mendorong perlindungan akan kedua hal tersebut. Berbagai upaya yang dilakukan tidak selalu berjalan mulus, akan tetapi hal itu tidak pernah menyurutkan semangat YCMM untuk mewujudkan cita-cita awal pendirian organisasi tersebut. Semangat itu juga yang kemudian mendorong mereka untuk meraih beberapa capaian penting berikut:


1. Menyelamatkan 237.701,17 ha hutan dan lahan dari eksploitasi kayu dan perkebunan kelapa sawit. Dalam hal ini, YCMM sukses mengadvokasi pencabutan 1 izin Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan 30 izin pemanfaatan kayu serta izin perkebunan sawit di Hutan Siberut;
2. Mendorong terbitnya kebijakan daerah yang pro pada perlindungan hutan dan masyarakat adat, yaitu Instruksi Bupati No. 1 Tahun 2016 tentang Perlindungan Hak-Hak Kesatuan Masyarakat Hukum Adat Mentawai dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam, Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2017 tentang Pengakuan dan Perlindungan *Uma* sebagai Kesatuan Masyarakat Hukum Adat, Peraturan Bupati No. 12 Tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksana Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2017 tentang Pengakuan dan Perlindungan *Uma* sebagai Kesatuan Masyarakat Hukum Adat, 12 SK Bupati Tentang Penetapan Kesatuan Masyarakat Hukum Adat dan Keputusan Bupati tentang pengajaran Muatan Lokal Budaya Mentawai pada Sekolah Dasar. YCMM juga berhasil mendorong produk hukum di tingkat Desa yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan. Salah satunya adalah Peraturan Desa Sinaka Tentang Pengelolaan Perikanan Tradisional Berkelanjutan;
3. Mendorong penegakan hukum atas penebangan liar dan korupsi pada sektor kehutanan;
4. Menyelenggarakan layanan pendidikan untuk anak-anak usia sekolah pada komunitas masyarakat adat yang mengalami eksklusi sosial karena pilihan untuk tetap tinggal di wilayah adatnya;
5. Mengelola situs berita __[mentawaikita.com](http://mentawaikita.com)__; dan
6. Menjaga keamanan hak dan perlindungan habitat perikanan tradisional seluas 3.000 ha bersama dengan nelayan di Desa Sinaka. \n 

Pada akhirnya, keberadaan YCMM di Kepulauan Mentawai menumbuhkan harapan besar pada diri masyarakat adat dan masyarakat lokal akan perlindungan hutan dan penghormatan terhadap hak-hak adat. Dengan berbagai upaya yang dilakukan sejauh ini diikuti dengan pencapaian-pencapaian yang dihasilkan, YCMM pada dasarnya berkeinginan besar untuk melihat masyarakat adat maupun lokal Mentawai memiliki kedaulatan penuh atas tanah leluhurnya dan pemerintah sebagai pengelola negara diharapkan hadir bersama-sama untuk mewujudkan mimpi besar tersebut.

thumbnail

icon

brosur-eng-1

brosur-eng-2

Yayasan Citra Mandiri Mentawai (YCMM)

About Member